Wisata Religi - Ziarah Makam Sunan Sendang Duwur, Lamongan
05:12Makam Sunan Sendang Duwur - Raden Noer Rahmad
Setiap kali mudik ke Sendang, Lamongan, selalu ziarah ke makam Raden Rahmad. Kebetulan rumah salah satu saudara di Sendang Duwur tepat di sebelah makam.
Nama asli dari Sunan Sendang adalah Raden Noer Rahmad. Beliau adalah putra dari Abdul Kohar Bin Malik Bin Sultan Abu Yazid yang berasal dari Baghdad, Irak, keturuan dari raja-raja Persia. Lahir tahun 1320 M dan wafat tahun 1585 M, informasi ini terdapat dalam pahatan pada makam Sunan Sendang.
Makam Sunan Sendang berada di Desa Sendang Duwur, Kecamatan Paciran, Lamongan. Sebagai tokoh yang menyebarkan agama islam, Sunan Sendang dikenal sebagai sosok yang kharismatik serta memiliki pengaruh sama besarnya seperti wali songo.
Makam Sunan Sendang merupakan salah satu situs sejarah yang berada di Lamongan, Jawa Timur yang berlokasi di atas bukit Amituno atau bukit Tunon. Makam terletak di sebelah barat Masjid Sendang Duwur dengan posisi lebih rendah dari masjid.
Bangunan makam merupakan perpaduan budaya islam dan hindu. Pintu masuk merupakan gapura dengan bentuk Tugu Bentar, lalu di dalam terdapat gapura dengan bentuk Paduraksa. Halaman makam terbagi menjadi beberapa area dan makam Sunan Sendang berada di posisi teratas. Selaian gapura depan, ada gapura yang menghubungkan makam dengan Masjid Sendang Duwur.
Di area makam Sunan Sendang terdapat sebuah sumur kecil yang ada di dalam bebatuan. Walau cekungannya kecil, memiliki air sangat jernih dengan debit air yang tetap sama walau musim hujan atau musim kemarau dan sudah diambil banyak peziarah yang datang. Sumber ini disebut paidon. Sejarahnya, paidon merupakan tempat meludahnya Sunan Sendang. Air dari sumur paidon dipercaya bisa menjadi obat dan memberi efek awet muda.
Dulu kalau ingin membawa air paidon harus bawa botol sendiri, sekarang udah disediakan. Jadi, bagi siapa saja yang ingin membawa air paidon, bisa langsung ambil.
Ada kisah menarik tentang Masjid Sendang Duwur. Katanya, masjid tersebut diboyong dalam waktu satu malam oleh Sunan Sendang. Masjid Sendang Duwur merupakan pemberian Ratu Kalinyamat (Mbok Rondo Mantingan) dari Jepara, Jawa Tengah. Mbok Rondo Mantingan mengatakan akan memberikan masjid secara cuma-cuma pada siapa yang bisa memboyongnya secara utuh dalam waktu satu malam tanpa bantuan orang lain. Sunan Sendang, atas izin Allah SWT berhasil memboyong masjid tersebut dan membawanya ke bukit Amitunon di desa Sendang Duwur.
Kisah lain dari Masjid Sendang Duwur adalah yang memboyongnya ke Sendang Duwur adalah rombongan dibawah perintah Sunan Drajat dan Sunan Sendang. Diboyong lewat jalur laut dari Mantingan ke Lamongan dalam satu malam. Dalam proses pemindahan, rombongan berhenti sejenak di pantai yang memiliki batu menjorok ke laut dan bentuknya mirip kodok--yang kemudian dikenal dengan nama Tanjung Kodok. Pantai ini terdapat di sebelah utara bukit Amitunon.
Saat rombongan beristirahat, Sunan Drajat dan Sunan Sendang menjamu dengan sajian kupat, lepet, dan legen (minuman khas Sendang). Peristiwa tersebut dilestarikan sebagai tradisi upacara kupatan yang digelar setiap tahun di Tanjung Kodok yang sekarang dikenal dengan nama Wisata Bahari Lamongan (WBL).
Disebutkan Masjid Sendang Duwur dibangun oleh Raden Raden Thoyib (Sultan Hadlirin Soho) pada tahun 1531 M. Usianya di tahun 2023 adalah 492 tahun. Dulu, cerita yang saya dengar, wanita tidak boleh masuk ke masjid. Tapi, ketika mudik di tahun 2023 ini, katanya udah boleh wanita masuk masjid. Dulu juga ada larangan mengambil foto dan video di area makam, tapi sekarang udah diizinkan.
Fasilitas juga makin lengkap. Ada kamar mandi dan toilet, serta area parkir yang luas untuk kendaraan. Dulu kalau parkir di depan pintu masuk makam atau gapura depan makam. Sekarang udah ada areanya sendiri.
Detail tentang makam Sunan Sendang bisa dibaca di artikel ini dan juga artikel ini. Mohon maaf jika ada salah kata. Terima kasih. Semoga bermanfaat.
0 komentar