Serunya Makan Siang Di Tengah Kebun Selada Air - Warung Sedaer Bu Weni
05:23Warung Sedaer Bu Weni
Tanggal merah Kamis lalu tidak menghabiskan waktu di dalam tempurung kura-kura karena harus mendampingi anak-anak foto konsep di Ledok Ombo Poncokusumo. Jelang kelulusan, banyak hal yang harus dilakukan, salah satunya foto bersama untuk mengisi buku kenangan sekolah. Zaman dulu mana ada seperti ini ya. Hehehe.
Karena tanggal merah dan mungkin hampir semua sekolah memiliki agenda membuat kelulusan yang kekinian, di Ledok Ombo ramai sekali. Banyak yang piknik, banyak juga yang bikin foto konsep. Beruntung kami menemukan satu sudut yang bisa digunakan untuk konsep sesuai permintaan anak-anak. Alhamdulillah dapat bantuan dari patner life-nya Kelinci untuk foto konsep. Jadi nggak perlu nyewa jasa fotografer. Kekeke.
Sayang nggak bisa memublikasikan di sini hasil fotonya. Nanti bisa diprotes anak-anak karena ngasih spoiler. Tapi, untungnya ada foto di balik layar yang berhasil dijepret Kelinci. Kenapa saya nggak ada foto? Karena sibuk angon bocil. Kekeke.
Menurut Kelinci, Ledok Ombo tuh seperti rumah peri. Siapa pun pasti betah berlama-lama di sana, termasuk kami. Rasanya di sana hanya ada pagi yang sejuk, tidak ada siang yang terik. Anak-anak pun nyaman bermain walau sekadar mengumpulkan bunga dari pohon pinus yang rontok. Eh? Itu bunga apa bijinya ya? Intinya benda cantik berwarna coklat yang sering kita temukan di bawah pohon pinus. Hehehe.
Saking asiknya sampai nggak nyadar kalau udah lewat tengah hari. Alhamdulillah proses pemotretan selesai dengan lancar di saat jam makan siang. Di Ledok Ombo ada banyak warung dan kafe, jadi sebenernya bisa makan di lokasi. Kebetulan kafe langganan kami nggak buka dan bakso yang biasa kami beli juga nggak ada. Lalu, Pakala Suku Sarang Clover mengusulkan untuk makan siang di Warung Sedaer aja. Bulan puasa dapat undangan buka bersama di Warung Sedaer dari teman alumni SMP, tapi sayangnya nggak bisa ikut. Tempatnya memang terlihat seru di foto, jadilah saya menyetujui usulan Pakala Suku dan kami langsung menuju lokasi.
Sedaer nggak asing karena tahun 2016-2017, saat lagi getolnya melawan anxiety sering lewat di depan lokasi. Seingat saya yang pertama ada di sana adalah Sedaer River Tubing. Pernah foto-foto di taman depannya, tapi belum pernah mencoba permainannya. Trus waktu lewat sana lagi, emang di sebelah Sedaer River Tubing ada bangunan baru, saya menduga di sanalah lokasi Warung Sedaer. Dalam perjalanan, nostlagia masa seneng ngalas sama Jagiya lewat sana. Sudah lama sekali dan pengen mengulangnya. Heuheuheu.
Ternyata dugaan saya salah. Warung Sedaer berada di seberang jembatan. Rupanya sudah lama sekali nggak keluar sampai nggak tahu ada bangunan baru. Di spanduk ada tulisan Warung Sedaer. Kalau di Google Maps, cari saja Warung Sedaer "Bu Weni" biar dipandu ke lokasi.
Lokasi tepatnya ada di Besuki Selatan, Wringinanom. Tepat di tepi jalan utama jalan yang menghubungkan desa Kunci dan desa Drigu. Kalau dari arah Ledok Ombo, warung berada di sisi kanan jalan. Walau belum jadi sepenuhnya--masih ada beberapa titik yang dibangun--warung sudah beroperasi.
Warung memiliki satu bangunan utama yang menjadi dapur merangkap tempat pemesanan dan kasir. Di bangunan utama ada dua tempat makan lesehan dengan model teras.
Untuk tempat makannya ada yang lesehan, di dalam gazebo di tengah kebun daer (selada air). Ada yang duduk di bangku di tepi kolam ikan di dekat pintu masuk.
Areanya luas banget. Makan sambil menikmati permadani hijau kebun selada air. Ada juga perbukitan bambu, plus bisa menikmati indahnya sungai yang ada di dekat jembatan.
Selain gazebo di tengah kolam daer (selada air), ada gazebo di pojok bersebelahan dengan bangunan yang belum selesai.
Sepanjang mata memandang ijo, bikin mata adem, pikiran juga adem. Tidak ada area khusus untuk parkir. Motor bisa parkir di tepian jalan masuk, sedang mobil bisa parkir di tepi jalan utama. Toilet dan musala juga belum terlihat. Karena masih dalam proses pembangunan, bisa jadi nanti selanjutnya ada.
Tiba ke bagian utama yaitu menu makanan. Karena konsepnya ala ndeso, menu yang ditawarkan pun menu ndeso, menu rumahan dengan ciri khas kulup daer dan sambel tomat. Suer ini enaaak banget! Daer atau selada airnya dipetik dulu dari kebun, lalu dimasak untuk disajikan. Tekstur rebusannya saya suka. Nggak terlalu masak, jadi rasa asli daernya masih kerasa. Krius-krius enak. Jenisnya daer yang besar. Sambel tomatnya juga fresh, diulek dadakan dengan perpaduan rasa manis, asem dari tomat dan asin. Perpaduannya pas banget di lidah saya, trus pedesnya nampol. Buat saya udah pedes. Nulis ini jadi pengen balik buat makan di sana lagi. Heuheuheu.
Menu yang ditawarkan nggak banyak. Nih bisa dilihat di foto. Menu minumannya juga simpel. Untuk minum, kami pesan es jeruk dan susu jahe. Es jeruknya bukan dari minuman kemasan atau instan, tapi dari jeruk peras. Kalau susu jahenya sepertinya produk instan, tapi enaaak.
Kami pesan menu paket dengan tambahan ikan. Menu paket, ini kalau nggak salah ya, mohon maaf karena saya nggak ikut pesan--sibuk bikin video, kekeke--jadi kurang paham detailnya. Kalau nggak salah dalam paket dapat nasi (nasi empok dan nasi putih), sayur, sambal, telur dadar, ikan asin, serta tahu dan tempe goreng. Kalau mau pesan, bisa ditanyakan saja kalau menu paket dapat apa aja. Seperti di foto ini, kami dapat dua sambal dan dua sayur daer rebus. Lauk pauk seperti ikan wader goreng, jeroan goreng, ayam goreng, mujaer goreng, dan ayam geprek (tidak masuk dalam foto, karena datang belakangan) adalah lauk request kami.
Karena masih perdana ya, kami nggak tahu kalau nasinya bakal sebanyak itu. Hehehe. Kami berdelapan, enam dewasa, dua anak-anak. Saya makan nasi empok dengan lauk ayam goreng. Ayamnya tuh empuk, dagingnya juicy, bumbu terasa sampai ke daging bagian dalam. Jadi luarnya garing kriuk, dalamnya empuk dan juicy. Enaaak. Ikan asinnya juga enak. Telur dadarnya enaaak. Ya Allah, nggak ada yang nggak enak. Wkwkwk. Karena saya demen sayur, aslinya kurang. Next time harus pesan sayur satu porsi untuk diri sendiri. Bias puas makannya. Oya, sambel ayam gepreknya juga enaaak. Ayam dari ayam gepreknya juga enaaak. Tepungnya ndak tebel dan krius, dagingnya empuk dan juicy. Tempe gorengnya juga asin gurih, digoreng garing enaaak. Wes! Semua enaaak. Menurut yang lain, wader gorengnya juga enaaak, jeroannya juga gurih dan empuk. Trus sukanya lagi, di tiap meja udah disediain tisu.
Giliran membayar, ini bikin kaget. Ternyata murah banget! Untuk sebanyak itu, harus bayar Rp. 175.000,- Murah banget, kan! Sampai yang bagian bayar nanya, "Beneran, Bu?? Nggak salah itung??" Kata ibunya bener segitu. Murah, enaaak, akeh. Saya rekomendasikan untuk dicoba! Yang udah cobain, boleh yuk sharing pengalaman di kolom komentar.
0 komentar