Wisata Religi - Ziarah Makam Sunan Drajat
05:54Makam Sunan Drajat, Lamongan
Sunan Drajat adalah salah satu dari wali songo yang menyebarkan agama islam di wilayah Jawa Timur. Memiliki nama kecil Raden Hasyim dan kelahirannya diperkirakan pada tahun 1470 M. Sunan Drajat mendapat gelar Raden Syarifudin, putra dari Sunan Ampel, saudara dari Sunan Bonang dan Sunan Kudus.
Makam Sunan Drajat berada di jalan raya Dagan, Drajat, Paciran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Merupakan ikon wisata religi di Lamongan.
Menyebarkan agama islam di desa Drajat, Paciran dengan mendirikan pesantren dengan nama Dalem Duwur, Sunan Drajat juga mendapat gelar Sunan Mayang Madu dari Raden Patah.
Sunan Drajat dikenal sebagai wali yang memiliki jiwa sosial tinggi, sangat peduli pada sesama dan selalu memperhatikan fakir miskin. Beliau mengutamakan kesejahteraan rakyat, mengentaskan kemiskinan, dan membangun kemakmuran sembari menyebarkan ajaran agama islam.
Sunan Drajat dikenal dengan ajaran Pepali Pitu atau 7 Dasar Ajaran. Filosofi ini bisa dibaca di Museum Khusus Sunan Drajat yang berada satu lokasi di area makam Sunan Drajat. Filosofi Sunan Drajat juga diabadikan dalam tujuh sap tangga menuju makam Sunan Drajat.
Pepali pitu:
1. Memangun resep teyasing Sasoma. Dalam bertindak, baiknya selalu membuat hati orang senang.
2. Jroning suko kudu éling lan waspodo. Walau hidup selalu dilimpahi kebahagiaan, selalu ingat Tuhan dan selalu waspada.
3. Laksitaning subroto tan nyipto marang pringgo bayaning lampah. Perjalanan untuk meraih cita-cita yang mulia, tidak boleh menyerah pada halangan dan rintangan.
4. Mèmpèr harsaning pancadriya. Harus selalu berusaha menekan hawa nafsu duniawi.
5. Heneng - Hening - Henung. Diam akan mencapai keheningan, keheningan akan mencapai kemuliaan.
6. Mulyo guno Panco waktu. Kemuliaan dan kebahagiaan hidup akan didapat dengan rajin menjalankan salat lima waktu.
7. Mènèhono teken marang wong kang wuto. Mènèhana mangan marang wong kang luwé. Mènèhana busono marang wong kang wudo. Mènèhana ngiyup marang wong kang kudanan. Arti dari kata tersebut adalah memberi tongkat bagi orang buta, memberi makan orang yang kelaparan, memberi baju pada orang yang telanjang, memberi tempat berteduh pada orang yang kehujanan. Makna yang tersirat adalah berbagi ilmu agar orang menjadi pandai, berbagi makanan untuk mengentaskan kemiskinan/menyejahterakan sesama, mengajarkan kesusilaan pada orang yang tidak paham, memberikan perlindungan bagi orang yang didera penderitaan.
Sejarah tentang Sunan Drajat, bahkan barang-barang peninggalan beliau bisa ditemukan di Museum Khusus Sunan Drajat. Selain itu terdapat juga sejarah tentang Masjid Sendang Duwur dan Sunan Sendang yang juga dibahas di dalam museum.
Karena sudah terkenal sebagai makam salah satu wali dari wali songo, makam Sunan Drajat memiliki fasilitas yang lengkap dan areanya sangat luas. Toilet dan kamar mandi banyak tersedia. Tempat untuk beristirahat dan salat juga banyak tersedia, baik di area makam atau di luar area makam. Area parkir sangat luas, terbagi untuk bus, mobil, dan kendaraan bermotor. Yang bikin saya kaget, di depan pintu masuk area parkir sekarang ada semacam swalayan dan tempat makan yang besar dan ramai sekali. Sebelumnya belum pernah liat, atau udah ada tapi saya nggak tahu ya?
Seperti rute pada wisata religi ziarah makam kebanyakan, setelah ziarah kita akan menyusuri pasar yang menjual oleh-oleh khas daerah tersebut, pun demikian dengan pasar di area makam Sunan Drajat. Selain pakaian, ada yang jualan oleh-oleh berupa makanan dan minuman khas daerah Lamongan. Kemarin lagi musim sawo, karenanya banyak yang jualan sawo dengan ukuran besar. Tapi, saya lebih tertarik pada talas kecil-kecil ini. Disajikan hangat dan diolah tanpa tambahan apa pun, jadi gurih khas talasnya masih kerasa sekali.
Sekian secuil kisah ziarah ke makam Sunan Drajat pada tahun 2023. Mohon maaf jika ada salah kata. Terima kasih. Semoga bermanfaat.
0 komentar