Pengalaman Perpanjangan SIM Online
06:13Lika-liku Perpanjangan SIM Online
Alhamdulillah urusan per-Jagiya-an selesai juga. Mulai dari ganti plat nomor, pajak, sampai perpanjangan SIM. FYI, Jagiya adalah nama untuk motor jadul milik saya. Walau kondisinya lagi nggak baik-baik saja, tetep urusan administrasi (bener nggak sih ini nyebutnya) harus tetap diselesaikan. Sama seperti tahun 2018 lalu, tahun ini urusan Jagiya saya minta bantuan biro jasa. Jadi tinggal duduk manis, tungguin di rumah. Hehehe. Akhirnya plat Jagiya ganti warna putih. Selanjutnya tinggal semangat nabung buat benerin Jagiya biar sehat kembali! Semangat, Kura!!!
Kalau tahun 2018 perpanjangan SIM datang sendiri ke SATPAS Singosari dan karena waktu itu posisi habis Lebaran--inget karena baru baca ceritanya di Blog lama, kekeke--jadi ngantrinya aje gile, sampai delapan jam. Dasar saya gampang trauma, gampang capek--alesan doang, padahal mah mager emang bawaannya--jadi perpanjangan tahun ini pengen nyari jalan yang lebih mudah.
Tahun... berapa ya, masih pandemi pokoknya, sempet liat postingan Fuyu di Facebook yang sharing soal pengalaman perpanjangan SIM pakek jalur online. Waktu itu simpen link-nya, tapi pas butuh dicari nggak ada. Mungkin kehapus di catatan. Nah, SIM kan habis bulan Juni 2023 nih, jadi dari tiga bulan yang lalu udah mulai cari informasi cara kalau perpanjangan online gimana dan juga nyari tentang layanan mobil keliling.
Untuk layanan mobil keliling ini masih banyak web yang bagiin informasi di wilayah kabupaten Malang, katanya jadwalnya Senin di Pasar Tumpang untuk area Tumpang dan sekitarnya. Setelah cari informasi sana-sini--termasuk nanya akun Info Malang di Twitter--layanan ini udah nggak ada. Mungkin ada waktu pandemi doang kali ya. Trus, kalau yang di Wendit itu saya kurang paham apa untuk layanan SIM atau hanya pembayaran pajak. Dari sini udah deh, niat buat ambil jalur online aja, biar nggak capek-capek harus ke lokasi.
Mengumpulkan informasi, nah katanya perpanjangan online bisa 90 hari sebelum masa aktif berakhir, CMIIW. Jadilah pada bulan Mei, awal Mei, mulai mengajukan. Oya maaf, belum nyebut bagian ini. Jadi perpanjang SIM online ini pakek aplikasi Digital Korlantas. Kalau lewat web Digital Korlantas seingat saya nggak bisa. Di sana hanya tersedia informasi cara perpanjangan secara online, tapi untuk proses tetep pakai aplikasi. Trus, sebelum melakukan pengajuan, saya melakukan tes kesehatan dulu di web erikkes.id dan tes psikologi di web epPsi. Hasil tes ini berlaku hingga tiga bulan kalau nggak salah. Cara tesnya pun mudah.
Balik lagi ke cerita bulan Mei. Jadi awal Mei saya udah memasukkan semua data untuk pengajuan perpanjangan SIM via online. Caranya gampang banget, tinggal unggah-unggah berkas--tentunya ini setelah unduh aplikasi dan mendaftarkan diri--dan isi-isi informasi lalu kirim, setelah bayar sesuai tagihan tinggal tunggu kabar selanjutnya apakah pengajuan kita diterima atau ditolak.
Lho?? Kok ditolak?? Awalnya saya juga kaget ada pilihan ditolak ini. Tapi bisa jadi kan, misal data nggak sesuai atau kelengkapan yang kita unggah kurang memenuhi syarat. Kalau tidak salah ngajuin tanggal 3 Mei, tanggal 4 Mei langsung dapat pemberitahuan via Email kalau pengajuan saya ditolak. Catatannya sebagai berikut. Kok ambilnya Sidoarjo?? Bukannya Malang ya??
Asli ya, daftar perpanjangan SIM online ini saya belajar banyak hal baru. Salah satunya tentang cara transfer ke virtual account bank BNI via Mobile BCA. Awalnya karena akun bank nya BNI, saya selalu minta tolong sodara yang punya rekening BNI buat transfer, ternyata bisa langsung dari Mobile BCA. Yey, kaum mager dapat ilmu baru yang mendukung sifat magernya. Kekeke.
Kenapa kok milih SATPAS Sidoarjo? Bukan Malang? Ini saya nggak tahu sistem emang gitu apa gimana, tapi di kolom pilihan lokasi SATPAS waktu itu munculnya hanya lima lokasi seperti yang tertera di gambar berikut. Karena yang terdekat adalah Sidoarjo--dekat dari Malang maksudnya--saya milih Polresta Sidoarjo. Masih woles, toh masih bulan Mei. Ntar Juni coba ajuin lagi.
Bulan Juni tiba. Menghindari masalah seperti sebelumnya, pada tanggal 8 Juni kembali mengirim pengajuan. Tanggal 10 Juni dapat pemberitahuan via Email, ditolak lagi. Kok masih milih Sidoarjo?? Yes, karena pada bulan Juni itu lagi-lagi Malang belum nongol walau lokasi SATPAS, kalau nggak salah ingat udah nambah ada dua lokasi lagi, tapi Malang masih belum ada.
Bohong kalau bilang nggak kecewa. Ada kecewa dan mulai kesel sendiri. Wkwkwk. Dah males duluan kalau harus ke lokasi dan ngantri lagi kayak tahun 2018. Padahal juga udah sadar diri kalau tahun 2018 kan kebetulan pasca Lebaran jadi membludak itu yang ngurus perpanjangan makanya ngantri sampai 8 jam walau cewek didahulukan. Kelinci yang sebelumnya udah memperpanjang duluan lewat jalur offline juga ngasih info kalau prosesnya tuh cepet sekarang dan katanya hari Sabtu bisa. Ya udah lah, kalau emang ntar nggak bisa, dateng ke lokasi langsung aja. Udah hampir nyerah.
Tapi, penasaran. Kok bisa ya Malang nggak muncul lokasinya? Nggak mungkin kan Jawa Timur yang paling luas wilayahnya dari pulau Jawa itu Malang nggak punya pelayanan sendiri untuk online. Nggak masuk akal aja gitu. Harus menjawab rasa penasaran ini! Masalahnya di mana, kok bisa Malang nggak ada. Bahkan sampai menghubungi Fuyu buat curhat sekaligus minta pencerahan. Plus curcol ke Mbak Ayu yang selama dua kali proses pengajuan saya repotin buat membayar tagihan. Makasih Mbak Ayu, makasih Fuyu. Maaf saya udah bikin ribet. Heuheuheu. Makasih juga Prime Eonni, udah editin fotonya, latar belakang jadi biru.
Tanggal 12 Juni kembali membuat pengajuan. Aslinya mau bikin pengajuan tanggal 17, tapi khawatir ntar prosesnya lama dan ya trauma ditolak lagi, hiks! Proses di tanggal 12 Juni ini yang membuat saya belajar gimana transfer ke virtual account BNI dari Mobile BCA. Setelah pembayaran, kembali menunggu.
Oya, di tanggal 12 Juni, ajaibnya Malang tiba-tiba muncul. Entah ya, apakah sistemnya baru nongol ketika mendekati masa aktif habis atau gimana. Tapi kalau berdasarkan informasi yang bisa mengajukan dari 90 hari sebelum masa aktif habis, harusnya udah nongol dari waktu itu kan. Intinya saya seneng Malang ada. Wkwkwk. Walau pilihan dikirim via Pos nggak bisa diakses dan akhirnya milih ambil sendiri, nggak papa. Yang penting dateng tinggal ambil.
Saya lupa nggak screenshot tentang pemberitahuan, yang pasti pengajuan saya di tanggal 12 Juni alhamdulillah lolos. Di pengajuan ketiga ini udah optimis, soalnya lokasi udah Malang dan waktunya ± 10 hari sebelum masa berlaku habis. Walau udah lolos dan masuk tahap diproses, masih deg-deg ser. Khawatir foto-foto data yang saya unggah bermasalah. Alhamdulillah kok nggak ada pemberitahuan lagi.
Akhirnya penantian itu usai, tanggal 16 Juni 2023 dapat pemberitahuan kalau SIM nya udah bisa diambil. Alhamdulillah. Senangnya. Walau jadinya maju sekitar semingguan dari masa aktif sebelumnya, tapi tetep happy. Hehehe. Karena peraturan baru ini kan masa aktif berdasarkan tanggal terbit SIM, bukan tanggal lahir seperti sebelumnya, dan masa aktif SIM jadi lima tahun, kalau sebelumnya tiga tahun kan, CMIIW.
Dapat notifikasi hari Jumat siang, walau udah dikasih tahu Kelinci kalau hari Sabtu ada pelayanan, masih ragu. Akhirnya cek Google Maps. Beneran dong, hari Sabtu buka seperti biasa. Hanya jam tutupnya yang lebih awal. Menurut informasi dari Fuyu, pas ambil cukup bawa SIM asli sama KTP. Jadi deja vu ama proses tahun 2018 yang harus ambil KTP dulu ke biro jasa, tahun ini pun gitu. Happy banget karena sekalian refresh mata. Kekeke.
Sengaja berangkat pagi karena selain jauh, harus ambil KTP dulu. Walau jalurnya beda, alhamdulillah nyampek lokasi masih sepi. Bikin pangling karena banyak yang berubah. Setelah parkir motor, langsung nanya ke mas-mas yang tugas di tempat penjagaan, cara buat ambil SIM online gimana. Setelah dikasih petunjuk, langsung jalan terus ke bagian informasi/pendaftaran. Senengnya sekarang jalur antrian dibedakan antara cowok dan cewek. 2018 lupa apa udah gini. Nanya lagi, kalau mau ambil SIM online gimana. Kata mbaknya, masuk aja trus lurus paling ujung.
Udah dikasih petunjuk, di ruang tunggu malah berhenti, celingukan kayak orang bego. Dalam hati bertanya-tanya, kalau masuk terus ke dalam apa nggak papa ya. Mana yang di ruang tunggu beberapa ngeliatin, bikin nyali ciut. Heuheuheu. Berdiam di ruang tunggu kurang lebih selama lima menitan. Trus kok liat ada orang masuk ke ruang tunggu, terus jalan ke dalam. Setelah beberapa saat, walau agak ragu, saya nyusul. Udah banyak yang ngantri di ruang tunggu, tapi pelayanan di dalam belum dimulai. Kayak masih pada siap-siap.
Sambil jalan di lorong yang sepi sambil ngebatin, paling ujung, paling ujung. Seingat saya paling ujung adalah ruang cetak. Di ruang tunggu di depan ruang produksi ada beberapa orang yang udah duduk. Karena takut salah, saya nanya sama salah dua orang yang duduk di kursi paling ujung. Ibu dan bapaknya nggak tahu dan saya disuruh nanya ke bapak petugas di ruang produksi. Baru tahu kalau udah ada bapak petugas di dalam.
Saya pun nanya kalau mau ambil SIM online di mana. Bapaknya balik nanya, dapat pemberitahuan kapan. Saya jawab, kemarin. Lalu ditanya atas nama siapa dan dimintai SIM yang lama. SIM lama diambil, SIM baru diberikan. Begonya saya masih bengong di depan ruang produksi, trus nanya, "Pak, ini sudah?" Kata bapaknya, "Sudah." "Saya udah boleh pulang ini?" Tanya saya boleh. "Boleh, Mbak." Bapaknya kembali sibuk nyiapin alat. Setelah berterima kasih, saya pun pamit dan pergi balik ke parkiran lalu pulang.
Keuntungan berangkat pagi, kantor udah buka dan pelayanan belum dimulai. Nggak perlu ngantri, langsung maju, ambil, terima, pulang. shi-gUi boleh gitu juga deh. Saya nggak tahu kalau hari lainnya apa bakalan sesepi pas hari Sabtu, tapi karena udah nggak barengan event nasional kayak Lebaran, jadi kemungkinan kondisi setiap harinya nggak bakalan membludak banget.
Kalau data-data yang diperlukan lengkap dan lokasi SATPAS tersedia, ternyata semudah itu melakukan perpanjangan SIM secara online. Padahal sebelumnya sempet galau, agak stres, hampir nyerah sampai mention akun Twitter Digital Korlantas, alhamdulillah beres. Walau penuh lika-liku, bersyukur karena diberi kesempatan belajar banyak hal baru.
Oya, pas ditolak duitnya balik nggak? Ya balik lah. Di formulir pengajuan nanti diminta mengisi data rekening, nah kalau ditolak nanti dananya balik ke rekening yang kita cantumkan. Tapi, karena ada biaya admin, jadi baliknya nggak utuh kayak kita pas bayar di awal. Kenapa ada biaya admin? Kemungkinan untuk mengantisipasi rekening berbeda. Nggak mungkin kan semua orang Indonesia pakek BNI.
Trus, biayanya lebih murah perpanjangan online apa offline? Menurut saya lebih murah online. Tes kesehatan kemarin saya dapat yang gratis, tanpa bayar. Untuk tes psikologi juga lebih murah di online. Nih yang mau tahu cara perpanjangan SIM online. Berikut cara untuk mengatasi beberapa kendala selama pengajuan perpanjangan SIM online. Mohon maaf jika ada salah kata. Semoga bermanfaat.
0 komentar