Bikin Parno! Dini Hari Asam Lambung Tiba-tiba Ngamuk

04:30

 Penyebab Asam Lambung Ngamuk Pada Dini Hari


(Sumber foto: Pixabay)

2022 oh 2022. Tahun ini seperti jadi tahun yang membawa saya kembali ke masa-masa perjuangan untuk sembuh dari GERD dan Anxiety. Dimulai dengan awal tahun yang hampir pingsan sama kena serangan panik, disusul dengan beberapa kejadian yang bikin gangguan kecemasan menggila lagi sampai kepikiran buat periksa ke psikiater. Benar-benar menguji kekuatan fisik dan mental serta kesabaran dan keikhlasan.

Tanpa tanda-tanda, tanpa memberi sinyal, perut tiba-tiba sempat ikutan menggila, asam lambung mengamuk. Nggak tanggung-tanggung, kejadiannya pas menjelang dini hari, pukul setengah tiga dini hari. Gimana nggak panik dan auto parno tuh! Heuheuheu. Ada apa denganku??

Setelah mendengar penjelasan Dokter Andri pada Seminar GAI (GERD Anxiety Indonesia) tentang lambung dan otak yang saling berhubungan, harusnya udah bisa antisipasi karena sebelumnya pikiran lagi kacau dan cemas terus. Tapi serangan asam lambung ngamuk kali ini bener-bener tak terduga dan area yang sakit juga beda banget dari yang sebelumnya sering saya alami.


Bukannya nggak antisipasi sih. Salah satu cara yang saya gunakan untuk mengendalikan gangguan cemas dan gangguan asam lambung , selain rutin meditasi, disiplin 3P dan nerapin pola makan alkalin adalah dengan berpuasa. Emang orang dengan gangguan asam lambung bisa puasa? Bisa dong! Ini tips puasa untuk pejuang GERD dan Anxiety.

Pada saya, tubuh kalau diajak puasa tuh efeknya enak banget. Pagi yang biasanya ada aja keluhan nggak jelas, jadi lebih enakan. Jadi lebih enak beraktivitas karena kondisi fisik dan mental juga enak. Waktu itu pun sama, sebelum kena serangan di pagi buta, sehari sebelumnya saya puasa. Pun nggak ada sinyal atau tanda-tanda asam lambung mau ngamuk. Biasanya sebelum asam lambung ngamuk ada tanda-tanda seperti mual atau perut nggak nyaman. Itu nggak ada sama sekali. Habis buka puasa pun kondisi perut enakan. Pas mau tidur pun nggak ada rasa nggak nyaman atau pikiran yang bikin tidur telat. Intinya semua baik-baik saja sebelum kejadian.

Tiba-tiba pukul setengah tiga dini hari terbangun karena rasa sakit tepat di atas pusar. Sakit banget. Nyeri kayak ditusuk-tusuk. Nggak mungkin bisa tenang, pasti auto parno, aku kenapa!!! Tapi, berusaha tenang dengan atur napas, lalu ubah posisi yang tadinya telentang jadi miring ke kanan. Eh, tambah sakit. Padahal biasanya kalau perut nyeri karena asam lambung ngamuk, dibuat tiduran miring ke kanan sambil meringkuk kayak posisi bayi ketika masih dalam kandungan bakalan enakan, tapi itu nggak. Justru makin sakit.

Oh, mungkin salah posisi. Ganti miring ke kiri, masih dengan posisi meringkuk. Masih sakit, makin tak tertahankan. Beralih duduk tegak bersila kayak mau meditasi sambil atur napas. Makin sakit karena ada sensasi tertarik di bagian perut dan bikin rasa sakit di atas pusar semakin menjadi. Mulai panik, aku kenapa? Ya, Tuhan! Aku kenapa ini??

Ganti meninggikan bantal, merebahkan tubuh dengan kedua kaki agak ditekuk. Posisi ini lumanyan membantu, tapi nggak menghilangkan rasa sakit. Sambil atur napas, nanya ke diri sendiri, kamu kenapa? Aku harus bagaimana? Pelan-pelan nuangin air putih hangat. Sejak sakit GERD, di kamar selalu sedia termos kecil isi air hangat ya untuk antisipasi kejadian kayak gitu; asam lambung mendadak ngamuk. Minum air putih hangat bisa meredakan rasa mual saat lambung tiba-tiba berulah. Biar enak juga tiap pagi minum air hangat nggak perlu ribet masak air karena jadi ritual setelah bangun tidur, saat perut masih kosong, usai buang air besar.

Setelah minum air hangat, kok masih sakit ya? Mulai kepikiran lagi, aku kenapa?? Hari itu masih ada jadwal puasa juga, jadi sekalian sahur. Nah, pas turun dari ranjang, dibuat jalan mau ke dapur sakit banget. Nyeri di atas pusar makin menjadi. Jalan sambil agak mbungkuk, alhamdulillah bisa nyampek dapur. Di dapur langsung bikin air gula hangat. Ini rutin saya minum sebulan 2-3 kali pasca hampir pingsan di awal tahun. Air gula hangat punya banyak manfaat kalau diminum dalam takaran yang tepat.

Karena minum air putih hangat nggak reda, kepikiran buat minum air gula hangat. Entah kenapa nggak kepikiran minum air madu hangat. Setelah minum, belum ada perubahan yany berarti. Nunggu beberapa saat di dapur, lalu makan sahur. Itu pikiran udah mulai nggak karuan. Nggak berani gangguin ortu, kasihan nanti ikutan panik karena dibangunin dini hari dan saya ngeluh sakit perut.

Setelah makan sahur, saya baluri perut dengan minyak kayu putih. Seenggaknya itu bikin perut saya hangat dan aromanya bikin saya sedikit tenang. Masuk kamar lagi, mikir harus apa lagi karena rasa sakit belum kunjung reda. Karena nggak mungkin menghubungi senior di jam segitu, akhirnya nanya Mbah Google. Lho? Kok malah googling? Bukannya nggak boleh ya? Karena bisa bikin tambah parno?

Udah nggak punya pilihan, akhirnya lari nanya ke Google. Alhamdulillah dua hasil teratas menyebutkan rasa sakit tepat di atas pusar bisa jadi akibat dari gangguan pencernaan dan maag. Setelah baca dua hasil teratas, langsung taruh hape, nggak mau baca lebih lanjut. Tahu kan gimana hasil pencarian Google, bagian atas biasanya gejala teringan, makin ke bawah makin serem, jadi langsung stop. Lega karena ya kemungkinan besar rasa nyeri ini akibat gangguan asam lambung. Karena rasa nyeri nggak mereda, akhirnya saya makan antasida.

Udah makan antasida pun rasa nyeri nggak kunjung reda. Reaksinya berasa laaamaaa banget. Sampai kepikiran, kalau nggak reda juga, nanti pas hari terang ke IGD aja. Udah hampir putus asa karena rasa sakitnya nggak kunjung mereda. Tapi tetep niat puasa, karena udah makan sahur juga. Semisal nanti sakitnya nggak mereda, ya nggak papa nggak jadi puasa.

Walau lambat, alhamdulillah rasa sakit berkurang setelah makan antasida. Waktu salat subuh pun dengan posisi agak mbungkuk karena kalau dibuat berdiri tegak, ada rasa tertarik pada perut dan itu memperburuk rasa nyeri di atas pusar. Setelah salat subuh, nggak jalan-jalan pagi dan kembali duduk agak rebahan di kamar. Sempet kepikiran buat kompres air hangat di area yang sakit, tapi nggak saya lakukan. Khawatir bikin ortu panik, lagi pula rasa sakit sudah berangsur reda. Semoga bisa lanjut puasa.

Alhamdulillah rasa sakitnya berkurang drastis dan bisa mulai beraktivitas. Kadang kalau dibuat posisi yang terlalu tegak masih ada sensasi ketarik dan rasa nyerinya nongol, tapi udah bisa aktivitas. Saya pun pergi kerja, tanpa cerita ke ortu kalau di dini hari tadi perut sakit ndak karuan dan alhamdulillah bisa lanjut puasa.

Karena rasa sakit udah nggak begitu kerasa dan bisa mikir jernih, mulai menelusuri, kenapa kok perut tiba-tiba sakit pada dini hari, di atas pusar pula sakitnya. Penyebabnya apa? Kan hari sebelumnya puasa, habis buka pun nggak ada keluhan sama sekali. Langsung keinget! Astaga!!! Menu buka puasa kemarin kan oseng-osengnya ada irisan cabenya dan dimakan. Biasanya irisan cabe rawit dalam masakan selalu saya sisihkan, ndak saya makan. Entah pasca GERD itu perut lebih aman makan sambel mentah, jadi yang semua bahannya serba mentah, diulek dadakan daripada cabe yang dimasak. Tentu saja jumlah cabe dalam sambelnya nggak banyak-banyak ya!

Udah tahu gitu, kok tetep dimakan irisan cabe dalam oseng-osengnya?! Ya, itu. Saya khilaf! Heuheuheu. Mungkin efek PMS juga jadi makan pedes-pedes itu enak aja bawaannya dan uniknya, biasanya kan kalau macan cabe rawit yang dimasak tuh efeknya langsung kerasa, nah itu nggak. Habis makan, habis buka puasa perut enakan. Eh, nggak tahunya efeknya muncul pada dini hari, sekitar sembilan jam setelah makan. Daebak! Sukses bikin parno sampai kepikiran mau ke IGD.

Alhamdulillah seharian itu bisa kerja dengan baik, bisa lanjut puasa juga. Baru cerita ke ortu pas selesai berbuka. Ditegur sih, tapi alhamdulillah hari itu bisa saya lewati dengan baik. All good. Jadi selama masih bisa mengatasi sendiri, nggak papa. Karena kalau kayak anxiety gitu, pernah kena serangan panik di depan ortu, malah bikin ortu bingung karena mau nolongin ga tau harus gimana nolonginnya. Jadi selama bisa mengatasi sendiri, all fine.

Harus sering ingetin diri sendiri biar nggak khilaf, karena kalau khilaf, efeknya luar biasa dan rugi sendiri. Cheating nggak papa sesekali, asal tahu batasan dan nggak kebablasan. Sekian sharing dari saya, semoga bermanfaat. Salam sehat.

You Might Also Like

0 komentar

Total Pageviews