The Sanderson Sisters is back at Halloween 2022
Masih kerasa banget efek senangnya Hocus Pocus rilis musim kedua setelah 29 tahun lamanya untuk merayakan Halloween tahun ini. shi-gUi dah nonton kah? Hocus Pocus 2? Gimana, gimana? Seru nggak? Saya sih puas banget! Walau agak dibuat nggak nyaman ama laba-laba yang buat ritual Magicae Maxima. Wkwkwk. Masih aja bahas ini, Kura!
How did I fall in love with The Sanderson Sisters? Itu yang akan saya bahas kali ini. Padahal karakter penyihir bersaudari ini jahat lho! Kok bisa-bisanya malah jatuh hati? Hmm, entahlah. Waktu nonton Harry Potter aja saya malah kepincut Draco Malfoy yang juga karakter antagonis. Juga suka sama Bellatrix Lestrange, trus jadi kesel karena doi ngebunuh Sirius Black yang juga karakter favorit saya. Tapiii, Hocus Pocus dirilis jauh sebelum Harry Potter, bisa jadi jatuh hati ke The Sanderson Sisters adalah awal mula saya kepincut karakter antagonis dalam sebuah drama/film. Seperti jatuh hati pada Santiago dalam telenovela Amigos X Siempre.
Emang nggak takut sama Sanderson Bersaudari yang gemar makan anak kecil? Dulu, pas kecil, pasca nonton filmnya di televisi, ada rasa takut. Tapi kan itu hanya film, hanya fiksi dan nggak mungkin di Indonesia ada penyihir kayak gitu, keyakinan saya dulu seperti itu. Takut tapi malah kagum. Kehidupan ala Sanderson Bersaudari adalah kehidupan impian saya di masa kecil dulu. Punya rumah di tengah hutan, sayangnya rumah Sanderson Bersaudari nggak deket sungai. Kekeke. Impian saya di masa kecil, tinggal di hutan dan rumahnya deket sungai, trus sayanya bisa pengobatan dan ya, ehem, sihir. Dari kecil terobsesi sama sihir sampai pengen jadi penyihir tapi spesialisnya penyembuhan/pengobatan. Itu kenapa saya jatuh hati sama Tsunade. Lho? Kok larinya ke ninja? Random banget ini, Kura!
Kalau dalam dunia penyihir, keinginan saya adalah jadi golongan Druid ya? Atau Shaman? Embuh lah wes! Wkwkwk. Kan kalau penyihir dalam dongeng emang identik dengan tinggal menyendiri di tengah atau tepian hutan, bisa membuat ramuan. Entah kenapa hal ini bisa membuat saya tergila-gila, hingga kini. Mungkin Sanderson Bersaudari adalah visualisasi penyihir pertama yang sesuai dengan imajinasi saya, jadi walau jahat tetap membuat saya jatuh hati. Padahal cerita penyihir nggak cuman di Hocus Pocus doang. Yang hobi baca majalah Bobo pasti nggak asing sama tokoh Si Sirik, salah satu karakter dalam cerita bergambar yang dulu rutin terbit di majalah Bobo. Judul ceritanya Juwita dan Si Sirik kalau nggak salah. Seingat saya, Juwita dan Si Sirik ini sama-sama penyihir, tapi satu baik dan satu jahat. Juwita penyihir cantik jelita, sedang Si Sirik adalah gambaran nenek sihir yang sering didengar anak-anak yaitu penyihir buruk rupa yang jahat. Dulu kalau beli majalah bekas, terutama majalah Bobo, paling demen sama cerita Juwita dan Si Sirik. Yep, dulu mampunya beli, eh nggak beli se, minta di Nenek yang beli kertas kiloan buat jualan kembang. Hehehe.