Review Birthday (Korean Movie)
19:53
Birthday (Korean Movie)
• Judul:
- Global: Birthday
- Korea: Saengil
- Hangul: 생일
• Tanggal rilis: 3 April 2019
• Durasi: 120 menit
• Genre: Drama, tragedi kapal feri Sewol
• Distributor: Next Entertainment World
• Bahasa: Korea
• Negara: Korea Selatan
• Pemeran:
- Sol Kyung Gu: Jung-Il
- Jeon DoYeon: Soon-Nam
- Kim Bo Min: Ye-Sol
- Yoon Chan Young: Su-Ho
- Kim Soo Jin: Ibu dari Woo-Chan
- Sung Yoo Bin: Sung-Joon
- Tang Joon Sang: Woo-Chan
- Choi Hyun Jin: Su-Ho (muda)
• Pemeran pembantu:
- Lee Bong-Ryun: Jung-Sook
- Park Jong-Hwan: Young-Joon
- Kwon So-Hyun: Eun-Bin
- Kim Kye-Sun: Ibu dari Hyung
- Sun Wook-Hyun: Ayah dari Hyung
- Kim Hyun: Ibu dari Gun-Jae
- Shin Mun-Sung: Ayah dari Gun
- Yoon-Young: Ibu dari Jong-Hyun
- Shin Yun-Seob: Ayah dari Jong-Hyun
- Shin Mi-Young: Ibu dari Chang-Hoon
- So Hee-Jung: Ibu dari Seok-Won
- Hong Sung-Duk: Ayah dari Woo-Chan
- Son Bo-Seung: Jae-Hyun
- Jeong Jong-Jun: Paman dari ayah
- Kim Choo-Wol: Bibi dari ayah
- Kim Min-Jae: (cameo)
- Jo Si-Nae: Ibu dari Bo-Im
- Park Mi-Hyun: pegawai super market 1
- Kang Chan-Yang: pegawai super market 2
- Yoo Ji-Hyun: Ibu anak-anak di super market
- An Da-Jung: Asisten guru lapangan 1
- Ok Joo-Ri: Ibu yang anaknya meninggal
- Jung Hyun-Suk: pewawancara 2
- Bang Jae-Ho: Pemuda yang berulang tahun 2
- Lee Sang-Hong: Departemen kebenaran tentang tenggelamnya kapal feri MV Sewol 3
Sepasang suami istri Jung Il (Sol Kyung Gu) dan Soon Nam (Jeon Do Yeon) yang kehilangan putra sulungnya. Jung Il terus dirundung rasa bersalah karena tidak berada di rumah ketika putra sulungnya meninggal. Soo Nam setiap hari sangat merindukan putranya yang menjadi salah satu korban dalam kecelakaan kapal feri Sewol. Ia bekerja di sebuah super market untuk menghidupi dirinya dan putri keduanya.
Saya bingung harus mulai menulis dengan kata-kata apa. Walau nontonnya udah semalam, tapi rasa nyeseknya masih ada hingga saya menulis ulasan ini. Lagi-lagi terima kasih pada Youn Noona yang sudah merekomendasikan film ini.
Birthday merupakan film yang diadaptasi dari kisah nyata. Dari kecelakaan tragis yang menimpa kapal Sewol pada 16 April 2014 silam. Kecelakaan itu menyisakan duka yang mendalam bagi Korea Selatan juga bagi dunia. Ketika saya menonton film ini, saya pun diseret untuk kembali teringat pada kisah pilu itu.
Berkisah tentang sepasang suami istri Jung Il (Sol Kyung Gu) dan Soon Nam (Jeon Do Yeon) yang kehilangan anak sulung mereka Su Ho (Yoon Chan Young) dalam tragedi tenggelamnya kapal ferry Sewol.
Jung Il baru saja kembali ke Korea setelah bekerja di luar negeri. Ia pulang ke rumah keluarganya, namun Soon Nam tak membuka pintu untuknya. Putus asa, Jung Il pun menginap di rumah kerabatnya.
Keesokan harinya, ditemani sang saudari, Jung Il menunggu di depan sekolah Ye Sol (Kim Bo Min). Walau awalnya takut, Ye Sol akhirnya mau ditemani Jung Il. Jung Il pun janji akan datang datang lagi esok.
Usai menemui Ye Sol, Jung Il menemui Soon Nam ke tempat kerjanya di sebuah mini market. Jung Il menelpon, tapi Soon Nam tak mau bertemu dan berjanji akan menghubunginya nanti.
Meski masih sulit untuk menjalin komunikasi dengan Soon Nam, Jung Il mulai kembali dekat dengan Ye Sol. Bahkan mengantar Ye Sol untuk perjalanan wisata bersama sekolahnya. Tapi di lokasi yang ternyata pesisir pantai, Ye Sol berontak, menangis tak mau turun ke lumpur untuk mencari kerang. Ye Sol takut pada laut.
Jung Il diundang untuk menghadiri acara yang digelar oleh orang tua para korban yang meninggal dalam kecelakaan. Perkumpulan itu akan mengadakan pesta untuk ulang tahun Suho. Selama ini permintaan itu diabaikan oleh Soon Nam. Ye Sol pun antusias menunjukkan foto-foto sang kakak untuk keperluan persiapan ulang tahun. Sedang Jung Il hanya bisa duduk termangu. Bingung tak tahu harus berbuat apa.
Jung Il pun meminta Soon Nam bergabung dalam acara, tapi Soon Nam menolak. Namun, pada akhirnya Soon Nam setuju datang bersama mengunjungi makam Suho. Di sana mereka bertemu dengan beberapa orang tua yang anaknya turut menjadi korban dalam kecelakaan. Jung Il dan Soon Nam diminta duduk bergabunh setelah mengunjungi makam. Melihat tingkah para orang tua, Soon Nam tidak bisa mengendalikan emosinya dan pergi. Jung Il tidak bisa menghentikannya. Sejak saat itu kecanggungan diantara keduanya semakin menjadi.
Saran saya, alih-alih menyiapkan cemilan sebagai teman nonton, lebih baik sediakan tisu. Saya jamin Anda akan kehilangan selera ngemil saat nonton film ini. Menurut saya pribadi, film ini lebih enak ditonton sendiri daripada ditonton rame-rame.
Seperti yang saya tulis di atas, menonton film ini menyeret saya untuk kembali mengingat tragedi tenggelamnya kapal ferry Sewol lima tahun yang lalu. Saya bukan orang Korea, tapi saya turut merasakan duka dari tragedi itu. Saya mengikuti setiap berita perkembangan dari proses evakuasi korban. Rasanya nyesek banget. Melihat kapal mulai tenggelam dengan orang-orang masih terjebak di sana, tapi nggak ada yang bisa dilakuin. So heartbreaking!
Film ini tidak menyajikan detail kecelakaan yang dialami Sewol ferry seperti film Titanic. Namun, film ini menceritakan bagaimana kehidupan keluarga korban pasca tragedi. Kisah yang diangkat adalah kisah keluarga Suho. Salah satu korban dalam tragedi tenggelamnya Sewol ferry.
Tentang Jung Il, ayah Suho yang tidak bisa ada di tempat saat Suho dinyatakan meninggal dunia. Tentang Soon Nam yang harus menanggung patah hati sendiri saat ditinggal putra sulungnya Suho. Tentang Ye Sol, gadis kecil yang harus mendampingi ibunya yang belum bisa mengikhlaskan kepergian sang kakak.
Kalau dulu ada yang mengikuti berita tentang tragedi Sewol ferry, pasti pernah membaca berita tentang orang tua yang membiarkan kamar anak-anak mereka tetap seperti apa adanya saat anaknya masih hidup. Demikian juga dengan Soon Nam. Bahkan, Soon Nam masih membeli baju untuk Suho yang sudah tidak ada.
Sikap Soon Nam membuat Ye Sol kecil merasa iri. I feel this so much. Karena pernag di posisi itu. Makanya nyesek sampai mewek waktu adegan Ye Sol dimarahin Soon Nam hanya karena merasa iri. Hari itu Soon Nam membeli beberapa baju untuk Suho, tapi tidak sama sekali untuk Ye Sol. Wajar kan jika gadis kecil itu iri. Namun, Soon Nam malah naik pitam dan menghukum Ye Sol.
Film ini seperti film dokumenter yang menggambarkan bagaimana usaha keluarga korban mengatasi kesedihan mereka pasca kehilangan anak-anak mereka. Puncaknya adalah pada perayaan ulang tahun Suho. Jung Il dan Soon Nam sepakat datang. Para orang tua korban dan teman-teman Suho menyambut keluarga Suho. Di sanalah kisah-kisah tentang Suho yang tak diketahui terungkap.
Sering kali kita sadar betapa berharganya seseorang setelah orang itu pergi dari kehidupan kita. Kepergiaan seseorang karena tragedi tidak hanya menyisakan duka pada keluarga korban. Tapi juga pada korban selamat. Suho adalah siswa yang turut meninggal setelah menyelamatkan teman-temannya. Semua kisah itu terungkap saat perayaan ulang tahunnya.
Awalnya saya kira Jung Il dan Soon Nam ini pasangan yang mau cerai atau udah cerai. Ternyata tidak. Mereka keluarga bahagia sampai pada tragedi yang merenggut nyawa Suho. Apa yang terjadi diantara Jung Il dan Soon Nam hanyalah sebuah kesalahpahaman. Jung Il tak ada saat Suho meninggal karena di luar negeri ia pun mengalami masalah.
Aduh! Saya terlalu gamblang ya dalam menceritakan isi film? Maaf ya! Tapi... yah memang demikian. Mengaduk perasaan, bikin mewek.
Film ini saya rekomendasikan untuk ditonton. Terutama bagi para penggemar drama keluarga.
Sekian ulasan dari saya. Maaf jika ada salah kata. Semoga bermanfaat dan selamat menonton.
Photo by: Hancinema.
Tempurung kura-kura, 22 Desember 2019.
- kurayui -
0 komentar