Review Korean Movie The Admiral: Roaring Currents (2014)
16:27
The Admiral: Roaring Currents
Film menggambarkan Pertempuran Myeongryang yang berlangsung 26 Oktober 1597. Pertempuran itu melibatkan Laksamana Yi Sun-Shin, yang hanya memiliki 12 kapal di bawah komandonya, melawan angkatan laut Jepang yang memiliki lebih dari seratus kapal.
- Judul:
- Global: Roaring Currents/Battle of Myeongryang)/Whirlwind Sea
- Korea: Myeongryang - Huiori Bada
- Hangul: 명량 - 회오리 바다
- Director: Kim Han-Min
- Tanggal rilis: 30 Juli 2014
- Durasi: 128 menit
- Genre: Aksi, perang, berdasarkan kisah nyata
- Distributor: CJ Entertainment
- Bahasa: Korea
- Negara: Korea Selatan
- Choi Min-Sik: Laksamana Yi Sun-Shin
- Ryoo Seung-Ryong: Laksamana Gurujima
- Cho Jin-Woong: Wakizaka
- Jin Goo: Im Joon-Young
- Lee Jung-Hyun: Istri Jung
- Kwon Yool: Lee Whe
- Kim Myung-Gon: Dodo
- No Min-Woo: Haru
- Kim Tae-Hoon: Kim Joong-Gul
- Ryohei Otani: Joon-Sa
- Park Bo-Gum: Soo-Bong
. Pemeran pendukung
- Lee Seung-Joon: Ahn Wi
- Ko Gyung-Pyo: Odook yi
- Lee Hae-Young: Song Hee-Rib
- Jang Joon-Nyoung: Na Dae-Yong
- Kim Won-Hae: Bae-Sul
- Yoo Soon-Woong: Kim
- Kim Gil-Dong: Hwang Bo-Man
- Joo Suk-Tae: Katsura
- Choi Duk-Moon: Song Yeo-Jong
- Park No-Shik - Kim Uk-Choo
- Kim Ku-Taek: Bae Hong-Suk
- Seo Sung-Gwang: Lee Eok-Ki
- Ha Soo-Ho: Executive Officer Kim Eung-Ham
- Jo Bok-Rae: Oh Sang-Gu
- Jo Ha-Suk: Jo Tae-Sik
- Moon Young-Dong: Kim Dol-Son
- Choi Chang-Kyun: Kim Eung-Ham
- Lee Seung-Joon: Tentara bertubuh besar
- Shim Ji-Won: Yook-Soon
-Han Yi-Jin: Bae-Seol
- Lee Jae-Gu: Jo Moon-Ong
- Shin Yoo-Ram: Hye-Hee
- Ko Beun-Jin: Oh Kye-Jeok
- Lee Joo-Sil: Nenek Jong-Sun
- Hiromitsu Takeda: Prajurit Jepang
- Lee Ho-Cheol: Prajurit Jepang
- Park Seong-Taek - Komandan Pasukan Jepang
- Lee Sung-Woo - Angkatan laut Joseon
This movie is really KEREN!!! Nggak bisa menahan diri untuk tidak teriak bahwa film ini keren. Hehehe. Gomawo matur tengkyu Youn Noona--yang dulu saya panggil Kookie Noona--karena sudah merekomendasikan film keren ini. Baiklah, mari kita bahas tentang film The Admiral: Roaring Currents yang menurut saya amat sangat keren sekali pakek banget!
The Admiral: Roaring Currents mengisahkan tentang Laksamana Yi Sun Shin (Choi Min Sik) yang bertahan dengan pasukan kecilnya untuk membela Joseon. Di awal film kisahkan tentang Laksamana Yi Sun Shin sempat disiksa karena dituduh sebagai mata-mata, lalu kembali dilepaskan tanpa gelar militer--CMIIW.
Laksamana Yi Sun Shin mengumpulkan prajurit yang tersisa dari peperangan dan membentuk sebuah camp kecil yang hanya memiliki 12 kapal perang. Saat itu Laksamana Yi Sun Shin sedang membuat Kapal Kura-kura yang akan dijadikan senjata untuk mengalahkan pasukan Jepang. Sayangnya dalam pasukan yang minim jumlahnya itu terjadi krisis dan perbedaan pendapat. Yi Sun Shin didesak untuk bergabung dengan pasukan Raja dan meninggalkan laut. Tapi, Yi Sun Shin menolak. Baginya, jika Raja mengabaikan laut, maka seluruh Joseon akan hancur dan jatuh ke tangan Jepang.
Bae Sul (Kim Won-Hae) mendesak agar Yi Sun Shin segera mengambil keputusan agar menyerah dab bergabung dengan pasukan Raja. Namun, Ahn Wi (Lee Seung Joon) menentang pendapat Bae Sul. Keduanya berseteru. Yu Sun Shin meminta para kapten untuk membubarkan diri.
Lee Whe (Kwon Yool) menemani Yi Sun Shin yang sebenarnya sedang sakit. Penyakitnya lumayan parah tapi Yi Sun Shin sepertinya tak terganggu akan hal itu. Lee Whe yang tak lain adalah putra dari Yi Sun Shin meminta sang ayah pensiun. Tapi, Yi Sun Shin menolak. Walau meragukan dan khawatir pada keputusan sang ayah, Lee Whe tetap setia menemani.
Pihak pasukan Jepang mengirim Laksamana Gurujima (Ryoo Seung Ryong) untuk menghadapi Yi Sun Shin yang terkenal tangguh dan sulit dikalahkan. Bersama pasukannya, Gurujima mendampingi Menteri Wakizaka (Cho Jin Woong) untuk menghadapi Yi Sun Shin dan menangkap Raja Joseon. Tapi, di balik itu Gurujima memiliki ambisi untuk mengambil tahta Wakizaka dan membalas dendam pada Yi Sun Shin atas kematian saudaranya saat berperang melawan Yi Sun Shin.
Gurujima membawa penembak jitu bernama Haru (No Min Woo) untuk membantunya menjalankan misi membunuh Yi Sun Shin dan merebut kedudukan Wakizaka.
Im Joon Young (Jin Goo) informan yang dikirim Yu Sun Shin melaporkan tentang datangnya armada pasukan Jepang yang berjumlah ratusan. Ia pun diminta pergi untuk mengirim pesan pada Junsa (Ryohei Otani) pasukan Jepang yang memihak Yu Sun Shin. Sedang dalam camp masih terjadi perpecahan. Diam-diam ditemani Ahn Wi dan seorang kakek, Yu Sun Shin mengunjungi Pulau Darah untuk melihat kondisi perairan di sana.
Dalam kondisi kisruh itu, Gurujima mengirim perahu berisi kepala-kepala pasukan Joseon yang berhasil dilumpuhkan Jepang dan mengirim pesan bahwa kampung Yi Sun Shin akan segera bernasib sama. Kepanikan melanda kampung. Bahkan ada prajurit yang berusaha kabur dan tertangkap. Yu Sun Shin menghukum prajurit itu dengan memenggal kepalanya. Karena takut, Bae Sul mengirim orang untuk membunuh Yu Sun Shin dan membakar Kapal Kura-kura yang hampir jadi. Dalam insiden itu, Lee Whe terluka. Sedang Bae Sul kabur menggunakan perahu kecil. Ahn Wi yang kesal pun membunuh Bae Sul dengan panah.
Im Joon Young yang menjalankan misi justru tertangkap pasukan Jepang karena berusaha menolong seorang pria Joseon. Junsa yang melihat Im Joon Young segera melacak jejak dan menyelamatkan pria Joseon yang hendak dibunuh pasukan Jepang. Ia meminta pria itu dan pemuda bernama Soo Bong (Park Bo Gum) untuk mengirim pesan pada Yi Sun Shin.
Mendapat pesan bahwa pasukan Jepang akan menyerang, Yi Sun Shin mengumpulkan pasukan untuk maju perang. Tapi para kapten yang tersisa meragukan keputusannya. Ahn Wi memimpin para kapten untuk mengutarakan pendapat pada Yi Sun Shin. Sedikit memaksa, Yi Sun Shin membakar seluruh kampung dan membuat siapa pun yang berada di sana naik ke atas kapal. Mau tidak mau para kapten pun menuruti perintah Yi Sun Shin dan maju melawan ratusan kapal Jepang dengan dua belas kapal kecil yang mereka miliki.
Walau sudah menyiapkan mental untuk menonton film ini, saya tetap tidak bisa menahan diri untuk tidak menangis. Saya bisa tahan menonton adegan sadis pemenggalan kepala, pemotongan hidung dan telinga, lalu penggorokkan leher dan sejenisnya. Tapi, saya rapuh ketika melihat adegan anak-anak yang dijadikan sasaran latihan menembak dan adegan pengorbanan saat peperangan berlangsung.
Terlebih saat adegan Im Joon Young meminta istrinya yang bisu (Lee Jung Hyun) untuk memberi kode pada kapal Yi Sun Shin bahwa kapal tempat ia berada berisi bubuk mesiu yang sengaja dikirim Gurujima untuk menghancurkan kapal Yi Sun Shin. Pada akhirnya kapal para kapten menyerang kapal itu dan Im Joon Young mati di depan mata sang istri. Nyesek liatny! Hiks... hiks... hiks....
Kesetiaan para prajurit armada utama dalam menemani Yi Sun Shin bertempur pun bikin nyesek. Para biksu sampai turun tangan. Tidak hanya berdoa, mereka juga turut maju dalam peperangan. Keren dah para biksu itu. Pada jago beladiri semua.
Yang paling bikin kagum tentu saja si tokoh utama, Laksamana Yi Sun Shin. Udah sepuh dan sakit parah tapi tetap maju memimpin perang. Jadi teringat pada kisah Jenderal Soedirman.
Memanfaatkan arus laut di dekat Pulau Darah, Yi Sun Shin melawan pasukan Gurujima yang jumlahnya ratusan. Saat Kapal Kura-kura terbakar, Yi Sun Shin sempat terlihat putus asa. Bahkan saya sempat menebak apakah dia bakalan bunuh diri saat berdiri di ujung tebing dan melihat arus deras di pantai. Ternyata Yi Sun Shin tetap memilih maju. Kapalnya sendiri yang ia jadikan senjata. Sedang sebelas kapal lainnya disiagakan untuk menjaga Pulau Darah. Karena di sanalah warga sipil disembunyikan.
Kalau dipikir-pikir, 12 lawan ratusan armada Jepang nggak mungkin menang. Tapi, dengan kemungkinan kecil itu Yi Sun Shin tetap maju. Ia memanfaatkan ketakutan lawan berupa kenangan suram ketika kalah melawannya pada pertempuran sebelumnya, sekaligus memanfaatkan ketakutan dirinya sendiri dan orang-orang yang mengabdi padanya. Keren banget deh pokoknya!
Film ini pantas menjadi box office karena emang ceritanya keren. Udah gitu didukung dereran aktor kawakan yang nggak diragukan lagi kemampuan aktingnya. Sayang ajushi favorit saya jadi tokoh antogonis yaitu Gurujima. Tapi nggak papa. Saya tetep suka. Kekeke.
Banyak oppa ganteng pula. Hohoho. Awalnya saya kira Haru itu cewek lho! Ternyata cowok. No Min Woo Oppa cantik banget!
Sayang saya dapat film yang udah di dubbing ke Bahasa Inggris. Jadi agak nggak nyaman aja nontonnya. Dan yang bikin saya penasaran, kenapa Junsa memihak Joseon padahal dia prajurit Jepang. Tidak ada penjelasan.
Film ini sangat saya rekomendasikan untuk ditonton. Terutama bagi pecinta film saeguk. Based on true story lho! Dijamin nggak nyesel deh nonton selama dua jam. Hati-hati, siapin tisu, karena emosi kita akan sangat diaduk-aduk.
Sekian ulasan dari saya. Mohon maaf jika ada salah kata. Semoga bermanfaat dan selamat menonton.
Photo by: Hancinema.
Tempurung kura-kura, 21 Desember 2019.
- kurayui -
0 komentar